8 Februari 2018

Berangkat dari hakikat itu maka
peta keagamaan di dunia terbagi menjadi dua bagian yaitu negeri muslim dan
negeri non muslim.
Akan tetapi sejak kemunculan
gerakan kelompok muda Wahabi yang kemudian sering disebut Salafi maka terjadi
perubahan besar dalam pemetaan dunia berdasarkan agama yaitu dibagi menjadi
negeri muslim dan negeri musyrik, dimana negeri musyrik mencakup negeri kafir dan negeri non kafir yang mereka anggap musyrik meskipun jumlah kaum musliminnya banyak. Sedang negeri muslim pastilahh negeri yang diwakili oleh keberadaan mereka atau mendukung gerakan mereka.
Sebagai contoh misalnya Mesir
yang merupakan negeri muslim tertua di dunia akan dianggap sebagai Negara
musyrik. Demikian juga dengan Iraq
atau negeri-negeri lain yang menyimpan peninggalan sejarah berupa makam wali
Allah dan orang-orang shalih yang diziarahi oleh kaum muslim seraya berdoa di
samping makam mereka.
Anehnya, berdasarkan faham tauhid
dan syirik seperti ini, mereka mampu melakukan invasi ke berbagai negeri Islam
akhir-akhir ini.
Tidak diragukan lagi bahwa minyak di negeri kelahiran paham itu punya andil besar dalam membidani kelahiran waham Wahabi ini.
Tidak diragukan lagi bahwa minyak di negeri kelahiran paham itu punya andil besar dalam membidani kelahiran waham Wahabi ini.
Selain motif diatas, ketika kita
mengikuti apa yang ditulis oleh penggagas pertama gerakan ini, maka kita akan
temukan motif lain yang tidak boleh diabaikan keberadaannya selain motif materi.
Mengapa tidak boleh diabaikan?
Karena gerakan ini berusaha
merekrut generasi muda di jazirah Arab hingga pemahaman ini menyebar luas di
berbagai negeri kaum muslimin.
Mereka membungkus pandangan
mereka ini dengan kemasan quraniy dengan menisbahkan gerakan mereka
kepada ayat-ayat yang mereka claim sebagai ayat muhkam (jelas) dan mendirikan
bangunan ajaran mereka diatasnya.
Tidak hanya sampai disitu,
gerakan mereka memberikan pengaruh hingga kedalam kurikulum sekolah negeri
sehingga sampai pada tahap dimana para pemuda menganggapnya sebagai akidah
Ahlussunnah. Akibatnya sedemikian dahsyat dengan munculnya kecenderungan
menganggap selain pandangan mereka adalah pandangan kaum musyrik.
Mereka berusaha menciptakan image
bahwa mereka adalah penyelamat aqidah umat dari kemusyrikan dan bid'ah. Padahal
kenyataannya mereka adalah para Firaun yang menganggap bahwa pemikiran mereka
adalah pemikiran Tuhan dan siapapun yang menentangnya adalah kafir...
Allah berfirman: "...dan
jika mereka ditegur: "Jangan kalian berbuat kerusakan di bumi!",
mereka menjawab: "Kamilah yang memperbaikinya...". Q.S. Al Baqarah
Mereka tidak punya nabi karena
nabi mereka adalah ijma' mereka yang mengedepankan pemikiran golongan dan bukan
mendahulukan nilai kebenaran dan keperpihakan kepada maslahat umat...
Mereka tidak punya kitab karena
kitab mereka adalah kecenderungan nafsu mendominasi yang telah meracuni jiwa
mereka. Mereka menakwilkan Al Quran untuk disesuaikan dengan keinginan mereka.
Merekalah yang mengembalikan masyarakat
jazirah Arab menjadi masyarakat Jahiliyah lagi. Lihatlah apa yang dilakukan
tentara gerombolan Wahabi apapun namanya yang dalam setiap gerakannya selalu
mengedepankan tindakan pengrusakan tak beradab terhadap harta dan jiwa,
terutama wanita dan anak-anak dengan alasan menegakkan syariat Islam dan
memberantas kemusyrikan. Dengan alasan itu mereka menghalalkan segala cara
untuk melampiaskan keinginan hewani mereka. Mereka membunuh dengan biadab dan
memperlakukan wanita seperti layaknya binatang.
Mereka lebih menjadi simbol
kembalinya kekuasaan baduwi Arab yang memimpin dengan kebodohan dan kelicikan
serta bersenjatakan kekerasan dan hukum rimba.
Meski demikian mereka
mengatasnamakan gerakan mereka sebagai gerakan Islam padahal gerakan itu lebih
layak untuk disebut gerakan terror dengan menjadikan Islam sebagai kambing
hitam.
Maka kita harus jeli dalam
membedakan antara gerakan Islam dan gerakan Islamisme karena yang pertama
melahirkan kasih saying sedang yang kedua melahirkan terror dan ketakutan atas
nama agama.
Semoga Allah melindungi kita
semua.