Skip to main content

DS014-TERORIS BUKAN ISLAM


8 Februari 2018

Sesungguhnya hakikat muslim yang diwujudkan dengan pengucapan dua kalimat syahadat merupakan hakikat yang tidak dipungkiri bahkan oleh seorang muslim yang masih sederhana pengetahuannya.
Berangkat dari hakikat itu maka peta keagamaan di dunia terbagi menjadi dua bagian yaitu negeri muslim dan negeri non muslim.

Akan tetapi sejak kemunculan gerakan kelompok muda Wahabi yang kemudian sering disebut Salafi maka terjadi perubahan besar dalam pemetaan dunia berdasarkan agama yaitu dibagi menjadi negeri muslim dan negeri musyrik, dimana negeri musyrik mencakup negeri kafir dan negeri non kafir yang mereka anggap musyrik meskipun jumlah kaum musliminnya banyak. Sedang negeri muslim pastilahh negeri yang diwakili oleh keberadaan mereka atau mendukung gerakan mereka.

Sebagai contoh misalnya Mesir yang merupakan negeri muslim tertua di dunia akan dianggap sebagai Negara musyrik. Demikian juga dengan Iraq atau negeri-negeri lain yang menyimpan peninggalan sejarah berupa makam wali Allah dan orang-orang shalih yang diziarahi oleh kaum muslim seraya berdoa di samping makam mereka.

Anehnya, berdasarkan faham tauhid dan syirik seperti ini, mereka mampu melakukan invasi ke berbagai negeri Islam akhir-akhir ini. 

Tidak diragukan lagi bahwa minyak di negeri kelahiran paham itu punya andil besar dalam membidani kelahiran waham Wahabi ini.

Selain motif diatas, ketika kita mengikuti apa yang ditulis oleh penggagas pertama gerakan ini, maka kita akan temukan motif lain yang tidak boleh diabaikan keberadaannya selain motif materi.

Mengapa tidak boleh diabaikan?

Karena gerakan ini berusaha merekrut generasi muda di jazirah Arab hingga pemahaman ini menyebar luas di berbagai negeri kaum muslimin.
Mereka membungkus pandangan mereka ini dengan kemasan quraniy dengan menisbahkan gerakan mereka kepada ayat-ayat yang mereka claim sebagai ayat muhkam (jelas) dan mendirikan bangunan ajaran mereka diatasnya.
Tidak hanya sampai disitu, gerakan mereka memberikan pengaruh hingga kedalam kurikulum sekolah negeri sehingga sampai pada tahap dimana para pemuda menganggapnya sebagai akidah Ahlussunnah. Akibatnya sedemikian dahsyat dengan munculnya kecenderungan menganggap selain pandangan mereka adalah pandangan kaum musyrik.
Mereka berusaha menciptakan image bahwa mereka adalah penyelamat aqidah umat dari kemusyrikan dan bid'ah. Padahal kenyataannya mereka adalah para Firaun yang menganggap bahwa pemikiran mereka adalah pemikiran Tuhan dan siapapun yang menentangnya adalah kafir...
Allah berfirman: "...dan jika mereka ditegur: "Jangan kalian berbuat kerusakan di bumi!", mereka menjawab: "Kamilah yang memperbaikinya...". Q.S. Al Baqarah
Mereka tidak punya nabi karena nabi mereka adalah ijma' mereka yang mengedepankan pemikiran golongan dan bukan mendahulukan nilai kebenaran dan keperpihakan kepada maslahat umat...
Mereka tidak punya kitab karena kitab mereka adalah kecenderungan nafsu mendominasi yang telah meracuni jiwa mereka. Mereka menakwilkan Al Quran untuk disesuaikan dengan keinginan mereka.
Merekalah yang mengembalikan masyarakat jazirah Arab menjadi masyarakat Jahiliyah lagi. Lihatlah apa yang dilakukan tentara gerombolan Wahabi apapun namanya yang dalam setiap gerakannya selalu mengedepankan tindakan pengrusakan tak beradab terhadap harta dan jiwa, terutama wanita dan anak-anak dengan alasan menegakkan syariat Islam dan memberantas kemusyrikan. Dengan alasan itu mereka menghalalkan segala cara untuk melampiaskan keinginan hewani mereka. Mereka membunuh dengan biadab dan memperlakukan wanita seperti layaknya binatang.
Mereka lebih menjadi simbol kembalinya kekuasaan baduwi Arab yang memimpin dengan kebodohan dan kelicikan serta bersenjatakan kekerasan dan hukum rimba.
Meski demikian mereka mengatasnamakan gerakan mereka sebagai gerakan Islam padahal gerakan itu lebih layak untuk disebut gerakan terror dengan menjadikan Islam sebagai kambing hitam.
Maka kita harus jeli dalam membedakan antara gerakan Islam dan gerakan Islamisme karena yang pertama melahirkan kasih saying sedang yang kedua melahirkan terror dan ketakutan atas nama agama.
Semoga Allah melindungi kita semua.

Popular posts from this blog

Sastro dan bom demi bidadari (Ustadz Rakhmat Hidayat)

Sastro yang lugu terlihat sedang memijat-mijt kepalanya yang sudah mulai dihiasi dengan beberapa helai uban mengkilat. Dari usianya yang masih terbilang muda pastinya uban itu bukan sinyal pertambahan usia tapi bekas deraan nestapa dan hujaman belati hidup yang selalu 'tidak adil' terhadapnya. Beberapa menit sebelumnya, Sastro menyaksikan sebuah tayangan berita di sebuah TV swasta (yang tidak ingin disebut namanya) yang mengupas masalah ritual bomb bunuh diri yang dilakukan oleh kalangan garis keras yang katanya pemeluk Islam itu.

JANGAN (MAU) JADI TUHAN !

Sepertinya kegilaan di negeri ini kian merajalela dan berangsur tapi pasti tatanan santun masyarakatnya mulai berubah dan bergeser menuju kondisi yang sangat menakutkan. Negeri ini mulai dipenuhi manusia-manusia yang kehilangan kemanusiaannya. Persekusi di sini, intimidasi di sana dan kezaliman 'syar'i' semakin menjadi. Kaum dhu'afa pikir yang terbuai propaganda surga atau kaum teraniaya yang menolak dengan logikanya menjadi dua kubu yang berseteru. Bagai gayung bersambut, masing-masing kubu menjadikan media sosial sebagai senapan mesin penghalau lawan. Masyarakat awam sekali lagi menjadi korban tarik-menarik kepentingan syetan.

AL QURAN DAN BANI ISRAIL

             Barangkali nama Bani Israil, adalah nama sebuah kaum yang sangat akrab di telinga kita. Bani Israil berasal dari kata bani (anak-anak keturunan) dan Israil yaitu nama lain Nabi Ya’qub. Kata Israil sendiri berasal dari kata isra (hamba) dan iil (Allah) atau dalam bahasa Arab sama dengan Abdullah . Begitu banyak ayat al quran yang menceritakan sepak terjang mereka terutama dalam memperlakukan perintah Tuhan serta para utusan-Nya. Saking viralnya informasi tentang kaum yang satu ini hingga kita patut bertanya : “Mengapa Allah memasukkan begitu banyak kisah hidup mereka dalam kitab Muhammad saw?”.”Apakah hikmah Al Quran memasukkan kisah hidup kaum terdahulu dalam banyak ayat-ayat yang turun kepada kita umat Muhammad?”.