Kata-kata diatas bukan sebuah judul sinetron atau jadwal pertandingan tinju profesional. Suatu pagi yang indah (wah kayak sastrawan), Sastro menyembul dari kolam mimpi menuju tepian kehidupan yang menjemukan. Rambutnya kusut, mata sembab sisa begadang tadi malam. Sastro nyaris tak berpakaian karena kaos oblong yang sudah tipis bak kulit ari dengan banyak lubang ventilasi itu masih setia menempel di tubuh kerempengnya. Barangkali kalau disiluetkan, bayangan tubuh Sastro mirip dengan bayangan wayang kulit yang dimainkan oleh dalang kondang semalam. We ladalah, jadi ketahuan kalau Sastro begadang bukan untuk ngaji atawa tahajud tapi untuk nonton wayang kulit di alun-alun (itupun kalau niat nonton sinden dan cuci matanya tidak dihitung).