Dalam Al Quran Al Karim
Diatas
semua nash (hadits) syar’i itu telah tersebut pula ayat-ayat suci Al Quran yang
disepakati oleh segenap kaum muslimin bahwa Ahlul Bait adalah asbab nuzul
(sebab turun)nya firman-firman Allah tersebut.
Ayat Mubahalah
Allah berfirman:
“Maka
barangssiapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang
meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil
anak-anak kami dan anak-anak kamu, perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan
kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian Marilah kita bermubahalah kepada Allah
dan kita mohon kepada Allah supaya la'nat-Nya ditimpakan kepada para pendusta”[1]
Ayat
itu turun berkenaan dengan kedatangan rombongan Nasrani dari suku Najran untuk
berdebat dengan Rasulullah. Maka Allah memerintahkan agar Nabi menyeru mereka
untuk melakukan mubahalah (sumpah) jika mereka tidak bersedia mengikuti
kebenaran. Akhirnya, Mubahalah disepakati dan pada saat yang ditentukan
Rasulullah hanya mengajak serta Ali, Fatimah, Hasan dan Husain yang kemudian diabadikan dalam ayat diatas
sebagai anak-anak kami (Hasan dan Husain), perempuan-perempuan kami
(Fatimah) dan diri kami (Ali).
Semua
itu telah disebutkan oleh jumhur ahli tafsir, sejarawan Islam dan ahli
hadits sebagaimana yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Sa’ad bin Abi
Waqash: “Ketika turun ayat ‘Marilah kita memanggil anak-anak kami dan
anak-anak kamu’, Rasulullah mengajak Ali, Fatimah, Hasan dan Husain seraya
berkata: “Ya Allah, merekalah keluargaku!”.[2]
Ayat
Tath-hir
Allah
berfirman:
“Sesungguhnya
Allah berkehendak untuk menghilangkan dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait dan
membersihkan kalian sesuci-sucinya”.[3]
Syeikh
Ibnu Taimiyah berkata:
Telah
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Tirmidzi dan perawi lainnya sebuah hadits dari
Ummu Salamah yang berkata: “Ketika ayat ini diturunkan, Rasulullah menutupi
Ali, Fatimah, Hasan dan Husain dengan kisa (kain) seraya berkata: “Ya
Allah, merekalah Ahlul Baitku, maka hilangkanlah segala kekotoran dan sucikan
mereka sesuci-sucinya!”.
Sunnah
Nabi menafsirkan kitab Allah dan merupakan keterangan serta petunjuk dari-Nya.
Karena itu ketika Rasul mengatakan ‘merekalah Ahlul Baitku’, meskipun
alur ayat berbicara mengenai isteri-isteri Nabi yang termasuk Ahlul Bait, namun
mereka (Ali, Fatimah, Hasan dan Husain pent.) lebih berhak untuk disebut Ahlul
Bait Nabi karena hubungan nasab selalu lebih kuat daripada hubungan sabab
(perkawinan dll.)….Ketika kemudian Allah berkehendak membersihkan
kekotoran dari Ahlul Bait dan menyucikan
sesuci-sucinya, Nabi menyeru Ahlul Bait yang terdekat yaitu Ali, Fatimah dan
dua pemuka pemuda surga sehingga mereka mendapatkan penyucian Allah dan
kesempurnaan doa Nabi bagi mereka. Semua itu menunjukkan kepada kita bahwa
pembersihan dari kotoran dan penyucian dari dosa merupakan nikmat dari Allah
yang tercurah serta nikmat dan kasih-Nya yang tidak mungkin dicapai dengan daya
dan upaya mereka semata”.[4]
Ayat
Mawaddah
Allah
berfirman:
Katakanlah:
"Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih
sayang kepada keluargaku”[5]
Ibnu
Hajar Al Haitami berkata: “Telah diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, Ibnu Abi
Hatim dab Al Hakim dari Ibnu Abbas yang berkata: “Saat ayat ini diturunkan,
para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah kerabatmu yang kecintaan
kepada mereka adalah kewajiban kami?”, “Ali, Fatimah dan kedua puteranya”,
jawab Rasulullah saw.[6]
[1] Q.S. Ali Imran : 61
[2] Muslim bin Al Hajjaj Al Qusyairi An NAisaburi, Shahih Muslim,
kitab fadhail Ash Shahabah, hadits ke-32 cetakan ke-1 tahun 1998, Dar Al
Mughni, Riyadh
[3] Q.S. Al Ahzab: 33
[4] Taqiy Ad Din Ahmad Ibnu Taimiyah, Huquq Ali Al Bait, halaman
25-27, tahqiq: Abdul Qadir ‘Atha, Dar Al Kutub Al Ilmiyah, Beirut
[5] Q.S. Asy Syura: 23
[6] Ash Shawa’iq Al Muhriqah, juz 2 halaman 487
No comments:
Post a comment