Skip to main content

DS009-IRASIONAL ATAU SUPRA RASIONAL?

3 Februari 2018

Kebanyakan orang membatasi perkara berdasar potensi nya untuk dipahami hanya ada dua : Rasional dan Irasional

Rasional adalah perkara yang dapat diterima oleh akal sedangkan irasional yang ditolak oleh akal secara spontan.

Hal ini merupakan bentuk kesombongan intelektual yang melahirkan kelompok filsafat perpaham materialis dengan menetapkan sesuatu itu berwujud jika eksperiment fisik menguatkan wujudnya, demikian sebaliknya.
Mereka lupa bahwa perkara tidak hanya dibagi (qismat) dua saja karena sejatinya ada 3 :

1. Rasional, yaitu perkara yang akal manusia mampu menerima perwujudannya. Akal akan mengatakan YES

2. Irasional, yaitu perkara yang akal manusia 'menolak' perwujudannya, saat itu akal akan mengatakan NO

3. Supra rasional, yaitu perkara yang akal manusia 'belum mampu' menerima meskipun pada saat yang sama belum berhak menolak, saat itu akal hanya mampu mengatakan I DON'T KNOW

Kitab langit diturunkan untuk memberikan mukadimah dan penjelasan bagi perkara-perkara supra rasional karenanya dalam Al Quran Allah berfirman bahwa Nabi saw. mengemban tanggung jawab pelaksanaan dua misi atas manusia yaitu MENGAJARKAN dan MENGINGATKAN: "...dan ia (Muhammad) ajarkan Kitab dan hikmah meski sebelumnya mereka berada dalam kezaliman", dan Allah juga berfirman: "Berilah peringatan, sesungguhnya engkau (Muhammad) hanya pembawa peringatan dan bukanlah engkau penguasa atas mereka!"

MENGAJARKAN berhubungan tentang perkara rasional yang belum mampu dipahami oleh akal manusia dan memerlupakan mukaddimah untuk mencapainya. Nabi ibarat converter bagi syariat langit agar bisa dipahami oleh umat di  bumi.
Tanpa ajaran samawi itu akal manusia tidak akan sampai kepada hakikat-hakikat supra rasional semisal surga, neraka, hari akhir, hakikat jin, hakikat malaikat dan sebagainya.
MENGINGATKAN berhubungan dengan perkara-perkara yang akal manusia telah memahaminya, namun hawa nafsu menjadikannya lalai dan buta akan masalah tersebut. Tanpa ajaran samawipun, setiap masyarakat manusia tahu bahwa mencuri, membunuh, menyakiti orang lain adalah perbuatan tercela dan setiap masyarakat memiliki hukum atas hal itu. Namun Hawa manusia seringkali menjadikannya terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan itu berulang kali. Bukan karena tidak paham akibatnya tapi karena kelalaian akibat dorongan hawa. Karena itu syariat mengingatkan terus menerus agar manusia selamat.

"Manusia adalah tempat salah dan lupa"


Banyak manusia yang tidak tahu tapi lebih banyak manusia yang sok tahu...

Popular posts from this blog

Sastro dan bom demi bidadari (Ustadz Rakhmat Hidayat)

Sastro yang lugu terlihat sedang memijat-mijt kepalanya yang sudah mulai dihiasi dengan beberapa helai uban mengkilat. Dari usianya yang masih terbilang muda pastinya uban itu bukan sinyal pertambahan usia tapi bekas deraan nestapa dan hujaman belati hidup yang selalu 'tidak adil' terhadapnya. Beberapa menit sebelumnya, Sastro menyaksikan sebuah tayangan berita di sebuah TV swasta (yang tidak ingin disebut namanya) yang mengupas masalah ritual bomb bunuh diri yang dilakukan oleh kalangan garis keras yang katanya pemeluk Islam itu.

JANGAN (MAU) JADI TUHAN !

Sepertinya kegilaan di negeri ini kian merajalela dan berangsur tapi pasti tatanan santun masyarakatnya mulai berubah dan bergeser menuju kondisi yang sangat menakutkan. Negeri ini mulai dipenuhi manusia-manusia yang kehilangan kemanusiaannya. Persekusi di sini, intimidasi di sana dan kezaliman 'syar'i' semakin menjadi. Kaum dhu'afa pikir yang terbuai propaganda surga atau kaum teraniaya yang menolak dengan logikanya menjadi dua kubu yang berseteru. Bagai gayung bersambut, masing-masing kubu menjadikan media sosial sebagai senapan mesin penghalau lawan. Masyarakat awam sekali lagi menjadi korban tarik-menarik kepentingan syetan.

AL QURAN DAN BANI ISRAIL

             Barangkali nama Bani Israil, adalah nama sebuah kaum yang sangat akrab di telinga kita. Bani Israil berasal dari kata bani (anak-anak keturunan) dan Israil yaitu nama lain Nabi Ya’qub. Kata Israil sendiri berasal dari kata isra (hamba) dan iil (Allah) atau dalam bahasa Arab sama dengan Abdullah . Begitu banyak ayat al quran yang menceritakan sepak terjang mereka terutama dalam memperlakukan perintah Tuhan serta para utusan-Nya. Saking viralnya informasi tentang kaum yang satu ini hingga kita patut bertanya : “Mengapa Allah memasukkan begitu banyak kisah hidup mereka dalam kitab Muhammad saw?”.”Apakah hikmah Al Quran memasukkan kisah hidup kaum terdahulu dalam banyak ayat-ayat yang turun kepada kita umat Muhammad?”.