DS005-MEKANISME IJABAH DOA


28 Januari2018


Pada awal hari yang penuh berkah ini, kita akan membahas mengenai DOA dan mekanisme mencapai DOA MAQBUL (diterima).

Beberapa point penting sehubungan dengan doa harus kita pahami:

1 : Berdoa bukanlah meminta (meskipun lafadznya seperti meminta), karena 'meminta' hanya dilakukan terhadap pihak yang hanya memberi saat diminta. Sedangkan Allah selalu melimpahkan pemberian dan anugerah-Nya kepada kita bahkan sebelum kita meminta. Jika satu pihak selalu mencurahkan nikmat kepada kita tentu kita akan malu meminta sesuatu kepadanya. Jadi, apakah yang terbersit dalam hati kita saat berdoa kepada Allah yang maha memberi jika meminta adalah perbuatan tak pantas?. Sebenarnya Allah telah menjelaskan bagaimana mendapatkan nikmat-Nya dalam kadar yang sesuai, tidak kurang dan tidak berlebihan bagi kita dimana Allah berfirman: "JIKA KALIAN BERSYUKUR MAKA AKAN AKU TAMBAHKAN NIKMAT-KU BUAT KALIAN".
Jadi, jika kita ingin mendapatkan nikmat yang sesuai bagi kita maka bersyukurlah atas nikmat yang ada niscaya Allah akan menambahkannya dengan nikmat-nikmat lain yang membimbing kita menuju QANA'AH (kepuasaan hati)

2 : Sejatinya masalah doa berhubungan erat dengan masalah TAHU DIRI.
Memang Allah sendiri mempersilahkan kita untuk meminta kepada-Nya. Segala bentuk permohonan boleh kita panjatkan kepada Allah. Mau minta mobil, emas, permata atau seluruh isi dunia ini? diperbolehkan...why not?, akan tetapi sebagaimana yang diajarkan oleh Imam Ali dalam doa Kumail bahwa kita 'harus' menutup setiap doa kita dengan WAF'AL BII MAA ANTA AHLUH (perlakukan aku dengan ilmu-MU tentang (kemampuan)ku dalam menerima pemberian-Mu!). Artinya jika (dalam ilmu Allah) kita tidak mampu bersabar atas nikmat mobil (misalnya) maka kita harus rela doa tidak di 'ijabah'. Karena kasih sayang Allah menuntut agar tidak dikabulkan sesuai permintaan kita yang bodoh. Karena kita (jangankan mobil), punya motor saja kita sudah lambat shalat, bagaimana jika punya mobil? makin lambat shalat kita, jangan2 shalat subuh kita jadi shalat dhuha hehehehe....

3: Berdoalah tidak hanya bagi diri kita niscaya kita akan mendapat lebih banyak 'ijabah' dari Allah swt. daripada doa yang selfish. Doakan dulu Rasulullah dan AB as. dengan shalawat dan salam, doakan kaum mukminini/mukminat dengan ampunan dan pertolongan, doakan para guru dan ustadz/ah dengan kesehatan dan umur panjang, doakan tetangga kita agar berlimpah rejeki, doakan orang tua agar Allah mengasihi mereka senantiasa sebagaimana mereka selalu mengasihi kita, setelah itu barulah berdoa untuk diri dan keluarga kita. Imam Hasan as. pernah mengisahkan betapa Fathimah menghabiskan malamnya dengan mendoakan orang lain. Ketika Imam Hasan as menanyakan hal itu, Fathimah menjawab: "Wahai anakku, tetangga dahulu sebelum rumah kita sendiri".

4: Jangan ragu dan bimbang saat berdoa. Berbaik sangka kepada Allah adalah yang terbaik karena kita yakin bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kaya dan Maha Memberi. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan dan di dengar. Buruk sangka kita terhadap Allah yang menjadikan kita merasa doa kita tidak dikabulkan. Karena Allah mengabulkan doa dengan salah satu dari 3 cara:

1. YA, jika ijabah doa baik untuk kita dan kita siap menerima
2. TIDAK, jika ijabah doa tidak memberikan kebaikan bagi kita karena kita meminta sesuatu yang buruk di mata Allah
3. Nanti, jika Allah ingin kita berlatih sabar sebelum ijabah

Jadi mekanisme ijabah doa adalah:
1. Kita berdoa
2. Allah pasti mendengar
3. Allah menguji kesungguhan kita
4. result atas doa kita

Biasanya kita gagal pada step 3 yang diikuti dengan step 4

Kegagalan step 3 karena kita tidak sabar dan redha atas ujian kepantasan dan kelayakan mendapat 'ijabah', kita selalu mengharapkan 'ijabah' secepatnya tanpa menyadari bahwa kita selalu berlambat-lambat saat adzan berkumandang sebagai seruan Allah untuk kita menghadap-Nya. Itulah hawa nafsu yang selalu mengganggu doa kita karena hawa nafsu memiliki 3 ciri saya meminta sesuatu:
1. Cepat 2. Banyak 3. Tak ada putus (terus menerus)

Kegagalan step 4 karena kita menilai baik dan buruk sesuatu dengan penilaian kita yang selalu dikuasai hawa nafsu. Kita anggap rejeki itu duwit, kita anggap kesehatan itu fisik yang kuat, kita anggap bahagia itu punya banyak harta, kita anggap keberhasilan anak ketika ia masuk sekolah favorite dan sebagainya....sehingga kita tidak sadar bahwa barangkali doa kita sudah mendapat ijabah sejak dulu tapi kita merasa tidak mendapatkan ijabah-Nya. Saat itulah kita kehilangan syukur atas nikmat yang ada di hadapan kita

Saya doakan semoga hari ini kita berlimpah berkah dalam keadaan ridha dan diridhai....amin

Powered by Blogger.