28 Januari2018

Beberapa point penting
sehubungan dengan doa harus kita pahami:
1 : Berdoa bukanlah
meminta (meskipun lafadznya seperti meminta), karena 'meminta' hanya dilakukan
terhadap pihak yang hanya memberi saat diminta. Sedangkan Allah selalu
melimpahkan pemberian dan anugerah-Nya kepada kita bahkan sebelum kita meminta.
Jika satu pihak selalu mencurahkan nikmat kepada kita tentu kita akan malu
meminta sesuatu kepadanya. Jadi, apakah yang terbersit dalam hati kita saat
berdoa kepada Allah yang maha memberi jika meminta adalah perbuatan tak
pantas?. Sebenarnya Allah telah menjelaskan bagaimana mendapatkan nikmat-Nya
dalam kadar yang sesuai, tidak kurang dan tidak berlebihan bagi kita dimana
Allah berfirman: "JIKA KALIAN BERSYUKUR MAKA AKAN AKU TAMBAHKAN
NIKMAT-KU BUAT KALIAN".
Jadi, jika kita ingin
mendapatkan nikmat yang sesuai bagi kita maka bersyukurlah atas nikmat yang ada
niscaya Allah akan menambahkannya dengan nikmat-nikmat lain yang membimbing
kita menuju QANA'AH (kepuasaan hati)
2 : Sejatinya masalah
doa berhubungan erat dengan masalah TAHU DIRI.
Memang Allah sendiri
mempersilahkan kita untuk meminta kepada-Nya. Segala bentuk permohonan boleh
kita panjatkan kepada Allah. Mau minta mobil, emas, permata atau seluruh isi
dunia ini? diperbolehkan...why not?, akan tetapi sebagaimana yang diajarkan
oleh Imam Ali dalam doa Kumail bahwa kita 'harus' menutup setiap doa kita
dengan WAF'AL BII MAA ANTA AHLUH (perlakukan aku dengan ilmu-MU tentang
(kemampuan)ku dalam menerima pemberian-Mu!). Artinya jika (dalam ilmu Allah)
kita tidak mampu bersabar atas nikmat mobil (misalnya) maka kita harus rela doa
tidak di 'ijabah'. Karena kasih sayang Allah menuntut agar tidak dikabulkan
sesuai permintaan kita yang bodoh. Karena kita (jangankan mobil), punya motor
saja kita sudah lambat shalat, bagaimana jika punya mobil? makin lambat shalat
kita, jangan2 shalat subuh kita jadi shalat dhuha hehehehe....
3: Berdoalah tidak
hanya bagi diri kita niscaya kita akan mendapat lebih banyak 'ijabah' dari
Allah swt. daripada doa yang selfish. Doakan dulu Rasulullah dan AB as. dengan
shalawat dan salam, doakan kaum mukminini/mukminat dengan ampunan dan
pertolongan, doakan para guru dan ustadz/ah dengan kesehatan dan umur panjang,
doakan tetangga kita agar berlimpah rejeki, doakan orang tua agar Allah mengasihi
mereka senantiasa sebagaimana mereka selalu mengasihi kita, setelah itu barulah
berdoa untuk diri dan keluarga kita. Imam Hasan as. pernah mengisahkan betapa
Fathimah menghabiskan malamnya dengan mendoakan orang lain. Ketika Imam Hasan
as menanyakan hal itu, Fathimah menjawab: "Wahai anakku, tetangga dahulu
sebelum rumah kita sendiri".
4: Jangan ragu dan
bimbang saat berdoa. Berbaik sangka kepada Allah adalah yang terbaik karena
kita yakin bahwa Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Kaya dan Maha
Memberi. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan dan di dengar. Buruk sangka kita
terhadap Allah yang menjadikan kita merasa doa kita tidak dikabulkan. Karena
Allah mengabulkan doa dengan salah satu dari 3 cara:
1. YA, jika ijabah doa
baik untuk kita dan kita siap menerima
2. TIDAK, jika ijabah
doa tidak memberikan kebaikan bagi kita karena kita meminta sesuatu yang buruk
di mata Allah
3. Nanti, jika Allah
ingin kita berlatih sabar sebelum ijabah
Jadi mekanisme ijabah
doa adalah:
1. ☑ Kita berdoa
2. ☑ Allah pasti mendengar
3. ☑ Allah menguji
kesungguhan kita
4.☑ result atas doa kita
Biasanya kita gagal
pada step 3 yang diikuti dengan step 4
Kegagalan step 3
karena kita tidak sabar dan redha atas ujian kepantasan dan kelayakan mendapat
'ijabah', kita selalu mengharapkan 'ijabah' secepatnya tanpa menyadari bahwa
kita selalu berlambat-lambat saat adzan berkumandang sebagai seruan Allah untuk
kita menghadap-Nya. Itulah hawa nafsu yang selalu mengganggu doa kita karena
hawa nafsu memiliki 3 ciri saya meminta sesuatu:
1. Cepat 2. Banyak 3.
Tak ada putus (terus menerus)
Kegagalan step 4
karena kita menilai baik dan buruk sesuatu dengan penilaian kita yang selalu
dikuasai hawa nafsu. Kita anggap rejeki itu duwit, kita anggap kesehatan itu
fisik yang kuat, kita anggap bahagia itu punya banyak harta, kita anggap
keberhasilan anak ketika ia masuk sekolah favorite dan sebagainya....sehingga
kita tidak sadar bahwa barangkali doa kita sudah mendapat ijabah sejak dulu
tapi kita merasa tidak mendapatkan ijabah-Nya. Saat itulah kita kehilangan
syukur atas nikmat yang ada di hadapan kita
Saya doakan semoga
hari ini kita berlimpah berkah dalam keadaan ridha dan diridhai....amin