DS004-REVOLUSI FATHIMAH
28 Januari 2018
Dalam rangka kelahiran
Fatimah Zahra, maka pembahasan hari ini berhubungan dengan penghulu wanita
surga ini.
Sejatinya Kelahiran
Fathimah as. merupakan mukjizat yang ditunjukkan Allah kepada kita jika kita
mau belajar dan memperhatikan....
Paling tidak ada 2
mukjizat penting dalam hal ini:
1. Fathimah, sebagai
seorang bayi perempuan, justru lahir pada masyarakat yang menganggap anak perempuan
adalah aib dan cela. Orang-orang kafir Arab yang sudah lama mencari alasan
untuk menjatuhkan martabat Nabi merasa gembira dengan menjadikan kelahiran
Fathimah sebagai alat untuk mengolok Nabi saw. Padahal Allah menjadikan
Fathimah sebagai Al Kautsar (Nikmat yang banyak dan telaga surgawi) yang akan
melakukan revolusi besar bagi stuktur sosial yang sudah sangat rusak dengan
menganggap perempuan sebagai aib sehingga begitu seorang bayi perempuan di
kalangan mereka dilahirkan maka mereka akan menguburnya hidup-hidup...Kelak
Fatimah akan menghancurkan budaya primitif jahiliyah dengan menunjukkan nilai
sesungguhnya dari seorang perempuan...
2. Fathimah lahir pada
saat masyarakat jahiliyah menganggap bahwa anak laki2 adalah penerus silsilah
keturunan keluarga. Sedangkan memiliki anak perempuan artinya terputusnya
keturunan atau dalam lingkungan mereka disebut abtar (yang terputus
silsilahnya). Namun Allah menghendaki lain. Sangkaan mereka salah besar karena
dari Fathimah akan lahir manusia-manusia suci yang akan membenahi kerusakan
yang terjadi pada umat Muhammad saw. dan menjaga syariatnya hingga hari kiamat.
Fathimah as. dan Ali
as. telah melakukan perubahan signifikan dalam konsep keluarga yang sangat
kontras dengan tradisi keluarga Arab kala itu yang selalu meletakkan perempuan
pada posisi suwarga nunut neraka katut (surga dan nerakanya ikut suami).
Keduanya berhasil
memberikan gambaran bahwa pembentukan keluarga yang baik tidak berlandaskan
konsep ‘siapa memimpin siapa’, tapi didasari kesadaran dan tanggung jawab
bersama. Pembagian kerja yang kaku tidaklah berlaku dalam keluarga Fatimah as.
dan Imam Ali as. Bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan bagaimana
masing-masing dari keduanya selalu merasa khawatir belum melaksanakan
kewajibannya dengan baik.
Saya teringat akan
sebuah riwayat dimana Imam Ali as. selalu membantu Fathimah menyapu lantai dan
menggiling gandum hingga suatu saat datanglah Rasulullah ke rumah mereka. Saat
Rasul melihat keduanya memutar gilingan gandum, beliau berkata: “Siapa yang
lebih letih diantara kalian berdua?”, “Fathimah, wahai Rasulullah!”, jawab Ali
spontan. Mendengar jawaban itu Rasul berkata: “Wahai puteriku, bangkitlah!”.
Maka Fathimah bangkit dari tempat duduknya dan duduklah Rasulullah
menggantikannya menggiling gandum bersama Ali as.
Gema Revolusi
Fathimiyah telah merubah kondisi sosial yang buruk menjadi kondisi masyarakat
surgawi yang penuh kehangatan dan akhlak mulia dalam keluarga. Perempuan
mendapatkan kembali tempat terhormatnya dengan melaksanakan khidmat sesuai
kodrat dan fitrahnya.
Jika saat ini anda sedang
bercengkerama bersama keluarga maka ketahuilah bahwa semua itu karena Fathimah
Zahra as.
Assalamu’alaiki Ya
Binta Rasulillah…!