DS001-IMAN DAN ISLAM
25 Januari
2018
Selanjutnya, ritual
fisik tersebut harus mendapatkan maknanya hingga terwujud sebuah dimensi yang
bukan hanya dimensi fisik. Dimensi tersebut terbentuk dengan mengolah format
ritual badani dan merubahnya menjadi ritual batin yang menghasilkan nilai-nilai
non materi. Nilai-nilai maknawi itulah yang akan menentukan kwalitas hidup
manusia. Nilai-nilai itu juga yang mampu mengangkatnya menuju kesempurnaan yang
melebihi para malaikat.
Hal itu dilakukan
dengan melakukan mujahadah (perjuangan batin seperti amaliyah sunnah) dan
muhasabah (introspection). Saat Islam kita berubah menjadi nilai batiniyah maka
saat itulah, sedikit demi sedikit, kita beranjak menuju derajat iman karena
iman bukanlah 'memahami' tapi merasakan.
karena itu saat orang2 arab Baduwi mendatangi Rasulullah saw. dan
mengaku bahwa mereka telah beriman maka Allah berfirman: "Katakanlah
kepada mereka (wahai Muhammad), "kalian belum beriman tapi katakanlah
bahwa kalian baru Islam karena iman itu belum masuk ke hati kalian".
قالت الأعراب آمنا قل لم تؤمنوا ولكن قولوا
أسلمنا ولما يدخل الإيمان في قلوبكم
Q.S. Al Hujurat: 14
Jadi, Islam adalah
masalah qalbiyah yang memunculkan kesadaran2 dalam diri kita akan hakikat
kelemahan kita dan kekuatan Allah swt...
Yang unik adalah,
setelah keimanan ada di hati kita maka kita diperintahkan untuk berislam lagi
dengan Islam Imani yang memiliki kwalitas lebih baik dari Islam yang ditandai
dengan ritual fisikal kita, dimana Allah berfirma: "Wahai orang2 yang
beriman, masuklah Islam secara kaffah...!"
Jadi ada Islam pra
iman dan ada Islam pasca (after) Iman....
Dua kali kita diperintahkan berislam, yang
pertema kita memaksa badan kita untuk bergerak menuju syariat (meski kadang ada
keterpaksaan) dan Islam yang kedua adalah dorongan jiwa murni kita yang
menuntun menuju Syariat (tanpa penyesalan dan dengan penuh kesadaran)...